Selamat malam Tom & Kal,

Aku berharap kalian memiliki hubungan yang baik setelah memutuskan pergi dari kaokasoa. Bukan.. Bukan karena bar ku jadi lebih sepi dari biasanya. Faktanya, aku memiliki satu pengunjung yang terus meracau sendirian, dan setiap hari terus kembali ke bar ku lebih dari 3 minggu setelah kalian pergi dari kaokasoa. Aku hanya tak ingin mendengar kabar dari portal berita di Internet, bahwa salah satu dari kalian (kemungkin besar Kal) meringkuk dalam penjara, dan satunya lagi berada di rumah sakit karna dihajar kemaluannya.

Mengapa seperti ini? Aku sangat mengenal Tom yang keras kepala, dan teguh akan pendiriannya. Dia orang yang sangat eksentrik, orang yang terbentuk dari latar belakang sosialnya; apa yang dia dengarkan, apa yang dia tonton, dan ya.. masalah keluarganya. Pun begitu dia adalah orang yang sangat lembut. Charlie Parker (shit.. aku tak tau kenapa kau menamakan kucing gemuk dengan nama sekeren itu!) masih sering bermain ke bar ku, dan aku selalu melarangnya untuk mendekati muntahan orang. Anggap saja aku ayah baptisnya, setelah ayahnya meninggalkannya pergi tanpa mengabarkan kemana.

Ayah Baptis, hahahaha.. aku hanya tak mau dipanggil Pendeta oleh Kal.

Aku tau Tom, kau pasti akan menyuruh Kal membaca tulisan ini, jadi..

Haii.. Apa kabar Kal?
Kurasa kau tak lagi keberatan membawa tas besar itu, karna kini dibantu oleh Tom.
Kau tau, pertama kali aku melihatmu, kau begitu mabuk dan ‘gelap’ seperti karakter utama perempuan dalam buku Arapaima, dan Allysa dalam Serial The End of Fucking World. Bedanya, Allysa karakter yang cueknya kelebihan batas, sedangkan kamu, yang ku tau, kamu cuma berusaha untuk cuek, atas kejadian-kejadian yang menimpa kamu. Semoga cuekmu ini, tak membuatmu berhenti untuk menghubungi Diana, aku yakin Ketty Perry masih membutuhkan kabarmu.

Oh Kal, kamu sangat beruntung bertemu dengan Tom. Sepengetahuanku, Tom orang yang sangat lembut. Perilaku tak manisnya hanya ketika menghajar muka ayahnya, dan mabuk lem di belakang rumah. Ya semua orang pernah muda.

Tapi yang kurasa, Tom jauh lebih beruntung ketika bertemu denganmu. Dia membutuhkan karakter orang yang gamblang, berbicara secara lugas di depan muka nya. Tom memang orang yang saklek, sehingga negosiasi di depan menjadi suatu kewajiban.

Sudah ya, cukup basa basinya.

Cerita kalian bagus, aku yang tak terlalu mengikuti perjalanannya pun dengan cepat akan sadar bahwa, setidaknya kalian menghidupkan sebatang korek kayu bagi hidup kalian masing-masing dengan saling berdampingan — karna bila dikatakan berpasangan akan sangat usang. Ingat Tom kau umur berapa?

Diluar dari cerita kalian itu, aku hanya menemukan sedikit kejanggalan bahwa rasa percaya bisa dipupuk sebegitu cepat. Ingat, bahkan kalian belum mengenal satu sama lain dengan baik, drive untuk tinggal bersama dan meninggalkan kota ini akan jauh lebih baik bila didasarkan pada pemikiran-pemikiran rasional seperti yang biasa dilakukan oleh Tom. Tanpa mengurangi rasa hormat pada Kal, bukan berarti aku tidak percaya padamu, tapi kamu sungguh misteri bagi ku.

Ingat, kalian orang yang sama-sama dihajar kehidupan sampai babak belur hingga kalian menemukan satu sama lain. Apakah itu bukan perasaan bahagia? Tom, kau selalu berbicara bahwa “Tidak ada yang namanya Bahagia”, apakah itu benar sekarang? Karna menurutku kau hanya lupa akan bahagia. Wajar, Bahagia itu perasaan yang paling mudah dilupa, sisanya hampa.. kalau tak mau dibilang sedih.

Setidaknya, aku berharap bahwa cerita kalian ini bisa terus membawa banyak cerita lain kedepannya. Entah nanti akan sedih, kelam, gelap, atau bahkan ceria dan bahagia.

Semoga perjalan kalian berdua menyenangkan.

Cheers! (for Free)

Anto Boco

 

PS : Aku menulis ini sambil mendengarkan lagu menye dari Nosstress, yang berjudul ‘Semoga, Ya’. Lagu ini cukup untuk menutup perpindahan kalian dari Kaokasoa yang penuh dengan pertanyaan.

 

Mereka-yang-Tidak-Berbahagia

 

 

 

Tinggalkan komentar